Pengrajin/ pande dan servis laras gamelan gurna from nabuh gamelan tukang menabuh gamelan craftsman srike wiyaga gamelan pacalang . Gamelan digawe saka perunggu utawa kuningan. Tukang tempa ini di dalam pembuatan gamelan disebut pandai (pande) dipimpin oleh seorang empu dengan pandai sejumlah 4 orang dengan 4Buktinnédané taler sareng nabuh ring désa adat Legian, Kuta, Badung, taler nyarengin sekaa Gong Kebyar Wanita. Siosan ring punika, ibu maputra tatiga puniki taler sareng ngerongin sesolahan Nabuhgamelan lebih baik bila disertai dengan penguasaan atas masing-masing instrumen. Lebih utama lagi bila para pengrawit mengetahui asal-usul, sejarah, peranan dan fungsi gamelan dalam masyarakat Jawa. Oleh karena itu permainan gamelan yang menghasilkan keindahan bunyi itu lantas disebut dengan seni karawitan. Gamelan adalah merupakan
Mranggi=> Tukang gawe wrangka gaman N Niyaga/wiyaga => Tukang nabuh gamelan P Pakathik => Tukang nuntun jaran Palarang-larang => Para nyai cilik (isih enom) Palayangan Tukang ngeterke layang (surat) Pandhe => Tukang gawe barang soko wesi Panegar => Tukang nunggang/ngajari jaran Panjak => Tukang ngladeni pandhe; niyaga
Tetapi gamelan diperkirakan lahir pada saat budaya luar dari jaman Hindu-Budha mendominasi Indonesia. Walaupun pada perkembangannya ada perbedaan dengan musik asli India, tetap ada beberapa ciri yang tidak hilang, salah satunya adalah cara "menyanyikan" lagunya. Penyanyi pria biasa disebut Wiraswara dan penyanyi wanita disebut Waranggana.
LESTARIKANBUDAYA JAWA. GAMELAN Gamelan Jawa merupakan Budaya Hindu yang digubah oleh Sunan Bonang, guna mendorong kecintaan pada kehidupan Transedental (Alam Malakut) "Tombo Ati" adalah salah satu karya Sunan Bonang. Sampai saat ini tembang tersebut masih dinyanyikan dengan nilai ajaran Islam, juga pada pentas-pentas seperti: Pewayangan, hajat NiOQDm.